Burung ini disebut celepuk Sulawesi (Otus manadensis). Satu-satunya celepuk yang bertelinga di Sulawesi.
Ukuran tubuhnya sekitar 21 cm. Sebagian besar didominasi warna coklat, dengan
sedikit garis-garis hitam. Seperti jenis lainnya, celepuk Sulawesi, aktif di
malam hari.
Status konservasi burung ini, menurut catatan IUCN, adalah Least
Concern (Resiko Rendah). Pemberian status tersebut dikarenakan celepuk Sulawesi
memiliki rentang yang sangat besar, kecenderungan populasi yang stabil dan
diyakini tidak mendekati ambang batas untuk kategori rentan.
Beberapa orang sampai sekarang masih menyebutnya burung hantu. Sebuah
sebutan yang membuat anak-anak takut, menghubung-hubungkannya dengan mistis,
lalu melupakan pernanan ekologis celepuk Sulawesi.
Penyebutan burung hantu tentu saja beranjak dari konstruksi sosial-budaya suatu kelompok masyarakat. Mereka, dengan alasan tertentu, mengkategorikan burung ini sebagai pertanda mistis --- yang sering dihubungkan dengan kehadiran roh jahat.
Tapi, 'burung hantu' tidak dikenal oleh leluhur Minahasa. Celepuk Sulawesi, yang dalam sebutan lokal dikenal dengan nama manguni, merupakan simbol pertemanan, kebijaksanaan juga pertanda alam.
Penyebutan burung hantu tentu saja beranjak dari konstruksi sosial-budaya suatu kelompok masyarakat. Mereka, dengan alasan tertentu, mengkategorikan burung ini sebagai pertanda mistis --- yang sering dihubungkan dengan kehadiran roh jahat.
Tapi, 'burung hantu' tidak dikenal oleh leluhur Minahasa. Celepuk Sulawesi, yang dalam sebutan lokal dikenal dengan nama manguni, merupakan simbol pertemanan, kebijaksanaan juga pertanda alam.
Dalam beberapa catatan dituliskan, lewat suara manguni, para leluhur Minahasa bisa memprediksi
sesuatu yang baik ataupun buruk akan terjadi --- biasanya berhubungan dengan gejala alam.
Karena itu, manguni atau celepuk Sulawesi, dipilih sebagai lambang organisasi masyarakat, organisasi pemerintahan (kebudayaan), organisasi keagamaan, bahkan nama obat nyamuk.
Karena itu, manguni atau celepuk Sulawesi, dipilih sebagai lambang organisasi masyarakat, organisasi pemerintahan (kebudayaan), organisasi keagamaan, bahkan nama obat nyamuk.
Jadi, mulai sekarang, sebaiknya berhenti menyebutnya 'burung hantu'.
Manguni adalah teman!
0 comments:
Post a Comment