Para penyelam berfoto bersama usai upacara dalam laut. Foto: dok. SulutGreen |
Setiap tahunnya, upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diadakan hampir di setiap tempat di Indonesia. Tentunya juga dilakukan dengan berbagai cara, dari puncak gunung, halaman, sampai di dasar laut pun jadi. Entah itu hanya bentuk seremonial ataupun dalam bentuk kegiatan lain yang menunjukkan kecintaan kita kepada tanah air ini, baik alamnya maupun manusianya.
Siang hari 17 Agustus 2015 di pantai Malalayang Manado dipadati warga yang hendak menyaksikan pesiapan pelaksanaan upacara bendera di dalam laut. Upacara untuk memperingati 70 tahun kemerdekaan Indonesia tersebut diikuti sekitar 250 penyelam dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah, pelajar, mahasiswa, serta TNI & Polri. Upacara serupa juga dilakukan serentak di beberapa daerah di Indonesia diantaranya di pulau Weh - Sabang, Ambon dan Manado.
Ratusan penyelam bersiap melakukan penyelaman untuk melaksanakan upacara di dasar laut. Foto: dok. SulutGreen |
Momentum Peringatan Kemerdekaan dan Aksi Pelestarian Lingkungan
Bulan Agustus 2015 ini ada beberapa momentum bersejarah dilaksanakan di kota Manado. Pasalnya Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia (TNI-AL) pada tanggal 15 Agustus lalu melaksanakan pemecahan rekor penanaman sejuta terumbu karang. Kegiatan ini juga dilakukan serentak di beberapa tempat termasuk di teluk Manado, tepatnya depan tugu Boboca pantai Malalayang.
Selanjutnya tanggal 16 Agustus, masih ditempat yang sama grup band Slank mengadakan konser diatas laut. Panggungnya dibuat diatas kapal tongkang yang bersandar di tepi pantai.
Rangkaian kegiatan ini kemudian ditutup dengan pelaksanaan upacara bendera di dasar laut pada tanggal 17 Agustus bertepatan dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kegiatan tersebut banyak menitipkan pesan-pesan pelestarian lingkungan, salah satunya tema “Save Our Littoral Life” yang gencar digaungkan oleh Korps Marinir TNI-AL.
Kapal tongkang yang diatasnya masih berdiri panggung konser Slank. Disisinya juga berjajar spanduk kegiatan dan pesan-pesan pelestarian lingkungan. Foto: dok. SulutGreen |
Upacara dalam laut ini juga disiarkan langsung oleh salah satu stasiun TV swasta dalam negeri disambut baik oleh masyarakat kota manado dan sekitarnya. Nampak dari antusias warga yang ingin menyaksikan secara langsung kegiatan para penyelam mempersiapkan pelaksanaan upacara yang dipimpin oleh Komandan Resimen Kavaleri I Surabaya Kolonel Marinir Herkulanus.
Dalam upacara di dasar laut tersebut, bertindak selaku Komandan Upacara Letkol Marinir Etwin Ramadan Pamen Pasmar 2 Jakarta. Sementara itu pengibar "Sang Saka Merah Putih" Serka Mar Ferdy Montoloto, Serka Mar Boyke Wowor dari Yon Taifib 2 Jakarta dan pembawa bendera merah putih seorang pelajar berusia 15 tahun Elviana Maria Cristina Pangestu siswa SMAN 9 Binsus Manado.
Saat diwawancarai setelah selesai upacara Herkulanus sebagai pemimpin upacara menjelaskan bahwa upacara yang berlangsung di dalam laut ini dilakukan sama seperti di darat. Di dalam laut juga diadakan penghormatan pasukan, kemudian pengibaran bendera, pembacaan teks proklamasi, doa bersama, laporan kembali dan lai-lain.
Terkait tingkat kesulitan yang dihadapi saat upacara. “Saya kira semua penyelam sudah bisa semuanya, tidak ada masalah, semuanya bisa dilaksanakan. perlu diketahui bahwa ini merupakan upacara dalam air secara massal yang kedua setelah tahun 2009 dilaksanakan dengan peserta 2600 lebih. Namun kita tahu bersama bahwa pengibar bendera kali ini adalah seorang siswi pelajar sekolah berumur 15 tahun,” jelas Herkulanus ditutup pekik merdeka di akhir wawancara dan menitipkan salam dari pantai Malalayang - Manado untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Elviana Pangestu pelajar berusia 15 tahun yang didaulat pembawa bendera merah putih. Foto: dok.SulutGreen |
Kebahagiaan terlihat juga dari wajah Elvina Pangestu yang menjadi pengibar bendera di bawah air. Siswi kelas 10 ini mengaku senang dan bangga karena mendapat kesempatan terlibat dalam momen bersejarah tersebut, “Sangat menakjubkan diberi kesempatan mengibarkan Merah Putih di bawah air.”
Begitu pula dengan Sangari, penyelam berusia 64 tahun yang dinobatkan sebagai peserta tertua dalam upacara dalam laut tersebut. Sangari menjelaskan bahwa ini merupakan moment yang baik dimana kegiatan penanaman karang bertepatan dengan hari ulang tahun Proklamasi yang ke-70 tahun.
"Maka tentunya kita sebagai penyelam dapat melaksanakan pengibaran bendera di bawah laut yang merupakan suatu pertanda bahwa kami, komunitas selam juga turut merayakan hari ulang tahun proklamasi Indonesia yang ke 70 yang tentunya kita laksanakan dibawah air itu. Pesan kami, ini event yang cukup baik untuk kita laksanakan, penyelaman dan memperingati hut yang ke 70 hal baik untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia." Jelas Sangari yang juga menjabat sebagai Ketua Harian PORSSI (Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia) Sulawesi Utara.
Sangari bersama SulutGreen. Foto. dok.SulutGreen |
Penulis: Viando Manarisip
0 comments:
Post a Comment